4 ASAL-USUL PANJAT PINANG


Panjat pinang adalah salah satu lomba tradisional yang populer pada perayaan hari kemerdekaan Indonesia.

Sejarah
Panjat pinang berasal dari zaman penjajahan Belanda dulu. lomba panjat pinang diadakan oleh orang Belanda jika sedang mengadakan acara besar seperti hajatan, pernikahan, dan lain-lain.yang mengikuti lomba ini adalah orang-orang pribumi. Hadiah yang diperebutkan biasanya bahan makanan seperti keju, gula, serta pakaian seperti kemeja, maklum karena dikalangan pribumi barang-barang seperti ini termasuk mewah. sementara orang pribumi bersusah payah untuk memperebutkan hadiah, para orang-orang Belanda menonton sambil tertawa. tata cara permainan ini belum berubah sejak dulu.

Cara permainan :
Sebuah pohon pinang yang tinggi dan batangnya dilumuri oleh pelumas disiapkan oleh panitia perlombaan. Di bagian atas pohon tersebut, disiapkan berbagai hadiah menarik. Para peserta berlomba untuk mendapatkan hadiah-hadiah tersebut dengan cara memanjat batang pohon.

Oleh karena batang pohon tersebut licin (karena telah diberi pelumas), para pemanjat batang pohon sering kali jatuh. Akal dan kerja sama para peserta untuk memanjat batang pohon inilah yang biasanya berhasil mengatasi licinnya batang pohon, dan menjadi atraksi menarik bagi para penonton.

Pro kontra
Memang terjadi pro dan kontra mengenai perlombaan yang satu ini. satu pihak berpendapat bahwa sebaiknya perlombaan ini dihentikan karena dianggap mencederai nilai-nilai kemanusiaan. Sementara pihak lain berpikir ada nilai luhur dalam perlombaan ini seperti: kerja keras, pantang menyerah, kerja kelompok/ gotong royong.


0 ASAL USUL PEMPEK PALEMBANG


Pempek atau Empek-empek adalah makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan sagu. Sebenarnya sulit untuk mengatakan bahwa pempek adalah pusatnya adalah Palembang karena hampir di semua daerah di Sumatera Selatan memproduksinya.

Penyajian pempek palembang ditemani oleh saus berwarna hitam kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, cabe rawit tumbuk, bawang putih, dan garam. Cuko adalah teman makan pempek yang setia, dibuat pedas untuk menambah nafsu makan. Ada juga cuko manis bagi yang tidak menyukai pedas.

Jenis pempek palembangyang terkenal adalah “pempek kapal selam” adalah telur ayam yang dibungkus dengan adonan pempek dan digoreng dalam minyak panas. Ada juga yang lain seperti pempek lenjer, pempek bulat (atau terkenal dengan nama “ada’an”), pempek kulit ikan, pempek pistel (isinya irisan pepaya muda rebus yang sudah dibumbui), pempek te lur kecil, dan pempek keriting.

Pempek bisa ditemukan dengan gampang di seantero Kota Palembang. Ada yang menjual di restoran, ada yang di gerobak, dan juga ada yang dipikul. Juga setiap kantin sekolah pasti ada yang menjual pempek. Tahun 1980-an, penjual pempek bisa memikul 1 keranjang pempek penuh sambil berkeliling Kota Palembang jalan kaki menjajakan makanannya!. Pempek sekarang ada dua jenis yaitu Parempek campuran antara Pare dan Pempek.

Menurut sejarahnya, pempek palembang telah ada di Palembang sejak masuknya perantau Cina ke Palembang, yaitu di sekitar abad ke-16, saat Sultan Mahmud Badaruddin II berkuasa di kesultanan Palembang-Darussalam. Nama empek-empek atau pempek diyakini berasal dari sebutan “apek”, yaitu sebutan untuk lelaki tua keturunan Cina.

Berdasar cerita rakyat, sekitar tahun 1617 seorang apek berusia 65 tahun yang tinggal di daerah Perakitan (tepian Sungai Musi) merasa prihatin menyaksikan tangkapan ikan yang berlimpah di Sungai Musi. Hasil tangkapan itu belum seluruhnya dimanfaatkan dengan baik, hanya sebatas digoreng dan dipindang. Si apek kemudian mencoba alternatif pengolahan lain. Ia mencampur daging ikan giling dengan tepung tapioka, sehingga dihasilkan makanan baru. Makanan baru tersebut dijajakan oleh para apek dengan bersepeda keliling kota. Oleh karena penjualnya dipanggil dengan sebutan “pek apek”, maka makanan tersebut akhirnya dikenal sebagai empek-empek atau pempek.

Namun cerita rakyat ini patut ditelaah lebih lanjut karena singkong baru diperkenalkan bangsa Portugis ke Indonesia pada abad 16. Selain itu velocipede (sepeda) baru dikenal di Perancis dan Jerman pada abad 18. Walaupun begitu sangat mungkin pempek palembang merupakan adaptasi dari makanan Cina seperti baso ikan, kekian ataupun ngohyang.
Pada awalnya pempek palembang dibuat dari ikan belida. Namun, dengan semakin langka dan mahalnya harga ikan belida, ikan tersebut diganti dengan ikan gabus yang harganya lebih murah, tetapi dengan rasa yang tetap gurih.

Pada perkembangan selanjutnya, digunakan juga jenis ikan sungai lainnya, misalnya ikan putak, toman, dan bujuk. Dipakai juga jenis ikan laut seperti Tenggiri, Kakap Merah, parang-parang, ekor kuning, dan ikan sebelah.


0 ASAL USUL PERMAINAN KETAPEL

Ketapel (umban) sering disebutkan dalam Perjanjian Lama. Kita mengenal benda ini terutama dalam kisah Daud dan Goliat (1 Sam. 17:40; 49). Barang ini merupakan salah satu senjata yang sangat mematikan di dunia kuno. Suku Benyamin memiliki 700 orang kidal yang mahir mengumban dengan tidak meleset sehelai rambut pun (Hak. 20:16; 1 Taw.12:2). Bahkan orang-orang Israel menggunakan batu dan umban untuk berperang (2 Raj. 3:25).

Dalam penggalian di situs hirbet el-Maqatir, sekitar 16 km sebelah utara Yerusalem, batu-batu umban diketemukan hampir di semua tempat. Dr. Bryan Wood, kepala tim penggalian, melaporkan, “Pada penggalian ketiga, kami menemukan hampir tiga lusin batu umban. Betuknya kasar, berdiameter2 inci lebih besar daripada bola tenis, dan beratnya sekitar sembilan ons.” Batu-batu itu dibentuk dengan alat. Bentuk dan ukurannya menunjukkan periode tertentu dalam sejarah Palestina. Batu umban berukuran besar digunakan hingga masa Yunani (akhir 4 BC). Pasukan Romawi dan Yunani menggunakan batu umban seukuran bola golf.

Ketapel zaman dahulu dibuat dari kulit atau juga dari anyaman wol, dengan sebuah kantung di tengahnya untuk meletakkan batu. Semakin panjang tali katapelnya semakin jauh pula lemparannya. Ketapel jarak jauh panjangnya sekitar 3 kaki.



Pasukan ringan (peltast) terdiri dari para pemanah, ketapel tangan, dan pelempar tombak. Mereka bertugas membuka serangan dengan menghujani musuh. Ketapel untuk jarak jauh, panah untuk jarak menengah, sedangkan tombak untuk jarak yang sudah agak dekat. Mereka juga bertugas melindungi pasukan berpedang (hoplite) saat melarikan diri.

Menurut sebuah dokumen perang, pasukan panah dilatih untuk membidik target sejauh 175 meter sedangkan pasukan ketapel 375 meter. Pasukan ketapel bahkan mampu membidik muka musuh secara akurat dengan kecepatan lemparan mencapai 90 km/jam. Seorang penulis Romawi mengatakan bahwa prajurit yang mengenakan baju pelindung berlapis kulit lebih takut pada serangan umban daripada anak panah. Sebuah dokumen kesehatan Roma yang ditulis oleh Celcus menunjukkan cara-cara pengambilan batu ketapel dari dalam tubuh seseorang. Ini berarti bahwa batu ketapel mampu menembus tubuh seseorang, walau dengan pelindung tubuh dari kulit.


0 Asal Usul Nama Kawali


Cerita asal-usul nama Kawali berkaitan dengan kisah Ciung Wanara dan Kerajaan Galuh yang dimuat dalam sumber naskah maupun tradisi lisan masyarakat Galuh. Sumber naskah yang memuat cerita itu, antara lain Wawacan Sajarah Galuh, seperti yang dimuat pada laman unpad.ac.id.

Dalam naskah tersebut diceritakan tentang seorang Raja Bojong Galuh (palsu) bernama Ki Bondan yang menyuruh seorang pandita sakti bernama Ajar Sukaresi, untuk menaksir bayi yang dikandung oleh istrinya, Nyai Ujung Sekarjingga. Sang Raja ingin tahu apakah anaknya laki-laki atau perempuan.

Sebenarnya, Raja tersebut hendak menipu Ajar Sukaresi, karena sebenarnya perut Nyai Ujung Sekarjingga terlihat besar disebabkan oleh kuali yang ditaruh di dalamnya, bukannya karena sedang hamil. Sang pandita yang sakti mengetahui niat buruk sang raja, dan ia kemudian berdoa kepada Tuhan agar diberikan pertolongan.

Ia kemudian berkata bahwa anak yang sedang dikandung permaisuri adalah laki-laki. Raja menganggap jawaban pandita bohong sehingga orang tua tersebut harus dihukum. Pakaian Nyai Ujung Sekarjingga kemudian dibuka untuk membuktikan keyakinan Raja atas muslihatnya. Ternyata kuali yang dipasang di perutnya tidak ada dan Nyai Ujung Sekarjingg benar-benar mengandung.

0 Asal Usul Pananjung dan Pangandaran

Desa Pananjung Pangandaran pada awalnya dibuka dan ditempati oleh para nelayan dari Suku Sunda. Para pendatang lebih memilih daerah Pangandaran untuk menjadi tempat tinggal karena gelombang laut yang kecil membuat mereka mudah untuk mencari ikan. Pantai Pangandaran memiliki sebuah daratan yang menjorok ke laut dan sekarang menjadi cagar alam atau hutan lindung, dan tanjung inilah yang menghambat atau menghalangi gelombang besar untuk sampai ke pantai.

Para nelayan menjadikan pantai pangandaran sebagai tempat untuk menyimpan perahu yang dalam bahasa sundanya disebut andar. Beberapa waktu kemudian para pendatang banyak bersandar ke tempat ini dan menetap sehingga menjadi sebuah perkampungan yang disebut Pangandaran. Pangandaran berasal dari dua buah kata pangan dan daran, pangan berarti makanan dan daran maknanya pendatang. Pangandaran dapat diartikan sebagai sumber makanan para pendatang.

Sesepuh terdahulu memberi nama desa dengan kata 'Pananjung', karena di daerah itu terdapat tanjung dan banyak sekali terdapat daerah keramat di beberapa tempat. Pananjung berasal dari kata dalam bahasa Sunda 'pangnanjung-nanjungna' (paling subur atau paling makmur).

0 ASAL-USUL Surat Elektronik/Email


MENURUT data dari situs www.royal.pingdom.com, saat ini diperkirakan ada sekitar 1,3 miliar pengguna surat elektronik atau yang lebih populer disebut dengan email di seluruh dunia. Para penggunanya pun bervariasi mulai dari anak sekolahan, mahasiswa, profesor, pembantu rumah tangga, ibu rumah tangga, tukang jualan sayur di pasar, pengusaha, menteri sampai presiden.

Di antara sekian banyak penggunanya, mungkin masih banyak yang belum mengetahui sejak kapan email digunakan dan siapa orang pertama yang menciptakannya. Berikut akan dipaparkan sepintas sejarah awal terciptanya email beserta seluk beluknya. Semuanya bermula pada tahun 1968 di sebuah perusahaan yang bernama Olt Break and Newman (BBN). Perusahaan ini dikontrak oleh Departemen Pertahanan AS untuk menciptakan sesuatu yang disebut ARPANET, yang kemudian berubah menjadi internet. ARPANET merupakan singkatan dari Advanced Research Projects Agency Network, dan bertujuan untuk menciptakan sebuah metode komunikasi antara institusi militer dan pendidikan satu sama lain.

Pada tahun 1971, seorang insinyur bernama Ray Tomlinson ditugaskan dalam proyek yang disebut SNDMSG. Program ini bukan merupakan program baru, karena sebenarnya program tersebut sudah ada selama sekian tahun. Dengan standar masa kini, program tersebut bisa dikatakan lebih dari primitif. Apa yang dilakukan program tersebut hanyalah memungkinkan pengguna pada mesin yang sama dapat saling mengirim pesan satu sama lain. Pengguna dapat membuat dokumen teks yang kemudian akan dikirimkan ke dalam kotak surat pada mesin yang sama.

0 Asal-Usul Nama Kota BOGOR


Bogor selain berarti tunggul kawung, juga berarti daging pohon kawung yang biasa dijadikan sagu (di daerah Bekasi). Dalam bahasa Jawa Bogor berarti pohon kawung dan kata kerja dibogor berarti disadap. Dalam bahasa Jawa Kuno, pabogoran berarti kebun kaung. Dalam bahasa Sunda umum, menurut Coolsma, L Bogor berarti droogetapte kawoeng (pohon enau yang telah habis disadap) atau bladerlooze en taklooze boom (pohon yang tak berdaun dan tak bercabang). Jadi sama dengan pengertian kata pugur atau pogor. Akan tetapi dalam bahasa Sunda muguran dengan mogoran berbeda arti. Yang pertama dikenakan kepada pohon yang mulai berjatuhan daunnya karena menua, yang kedua berarti bermalam di rumah wanita dalam makna yang kurang susila. Pendapat desas-desus bahwa Bogor itu berarti pamogoran bisa dianggap terlalu iseng.

Setelah sekian lama hilang dari percaturan historis yang berarti kurang lebih selama satu abad sejak 1579, kota yang pernah berpenghuni 50.000 jiwa itu menggeliat kembali menunjukkan ciri-ciri kehidupan. Reruntuhan kehidupannya mulai tumbuh kembali berkat ekspedisi yang berturut-turut dilakukan oleh Scipio pada tahun 1687, Adolf Winkler tahun 1690 dan Abraham van Riebeeck tahun 1704, 1704 dan 1709. Dalam memanfaatkan wilayah yang dikuasainya, VOC perlu mengenal suatu wilayah tersebut terlebih dahulu. Untuk meneliti wilayah dimaksud, dilakukan ekspedisi pada tahun 1687 yang dipimpin Sersan Scipio dibantu oleh Letnan Patinggi dan Letnan Tanujiwa, seorang Sunda terah Sumedang.
 

ASAL USUL Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates